Komisi VII Upayakan Transisi ke Energi Baru Terbarukan

25-03-2021 / KOMISI VII
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Alex Noerdin saat memimpin Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI ke PT Solusi Bangun Indonesia di Citereup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (25/3/2021). Foto: Eko/Man

 

Komisi VII DPR RI memiliki konsen dalam memberikan dukungan pada Conference of the Parties (COP) 21 dalam United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) yang diselenggarakan pada penghujung tahun 2015 di Paris. Bagi Komisi VII, Paris Agreement tersebut merupakan tonggak baru upaya penanganan permasalahan perubahan iklim di dunia. Oleh sebab itu, Komisi VII dengan seluruh mitra dan pemangku kepentingan di bidang energi berupaya mewujudkan transisi ke Energi Baru Terbarukan (EBT).

 

"Salah satu langkah yang dapat diambil untuk mendukung Paris Agreement tersebut adalah diperlukannya transisi energi primer seperti fosil menjadi energi ramah lingkungan yakni mengunakan Energi Baru Terbarukan (EBT) sesuai amanah PP No. 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional," papar Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Alex Noerdin saat memimpin Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI ke PT Solusi Bangun Indonesia di Citereup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (25/3/2021).

 

Alex mengungkapkan target bauran EBT pada tahun 2025 bisa mencapai 23 persen dan 31 persen pada tahun 2050. Menurutnya, sebagai langkah nyata dalam mendukung Paris Agreement, Pemerintah Indonesia, melalui Nationally Determined Contributon (NDC), berkomitmen untuk menurunkan emisi sebesar 29 persen di bawah upaya apapun atau business as usual (BAU) pada tahun 2030 dan dapat dinaikkan sampai 41 persen dengan kerja sama internasional.

 

Paris Agreement yang disepakati dalam COP 21 memberikan harapan bagi negara-negara di dunia dalam upaya pemenuhan komitmen penurunan tingkat emisi dunia yang menimbulkan ancaman terhadap keamanan internasional akibat pemanasan global dan perubahan iklim.

 

Politisi dari Fraksi Partai Golkar ini menjelaskan, dalam rangka mencapai target NDC dan Bauran Energi EBT di 2025, semua lintas sektor harus dapat beradaptasi, khususnya dalam menggunakan energi bersih yang berkelanjutan dalam menjalankan usahanya, termasuk sektor industri. Di level global, ada RE100, sebuah inisiatif energi terbarukan perusahaan global seperti Google, H&M, Zara, Coca-Cola dan ratusan bisnis besar lainnya yang berkomitmen pada penggunaan 100 persen energi bersih dan terbarukan dalam kegiatan usahanya.

 

"Salah satu pelaku industri di nasional yang kami lihat dapat menjadi contoh adalah PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) yang memiliki komitmen tinggi pada pelestarian lingkungan melalui berbagai investasi pada unit produksinya dan beberapa program unggulan di antaranya penggunaan energi alternatif dalam proses produksinya," jelas legislator dapil Sumatera Selattan II itu. (eko/sf)

BERITA TERKAIT
Novita Hardini Dorong Penanganan Serius Terkait Kelebihan Produksi Semen
25-01-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VII DPR RI Novita Hardini menilai sektor semen hingga kini belum sepenuhnya terintegrasi ke dalam...
Komisi VII Dorong Peningkatan Kinerja Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil
24-01-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta – Komisi VII DPR RI menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil...
Legislator Komisi VII Dorong Kemenperin Tuntaskan Masalah Over-capacity Semen
24-01-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta – Anggota Komisi VII DPR RI Erna Sari Dewi mendesak Kementerian Perindustrian untuk serius menangani masalah kelebihan kapasitas...
Program MBG Diluncurkan: Semua Diundang Berpartisipasi
06-01-2025 / KOMISI VII
PARLEMENTARIA, Jakarta - Badan Gizi Nasional dijadwalkan akan meluncurkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) hari ini, Senin, 6 Januari 2025....